Sejarah PBB
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)
adalah sebuah organisasi internasional yang didirikan pada tanggal 24 Oktober
1945 setelah berakhirnya Perang Dunia II. Tujuan utama PBB adalah untuk
mempromosikan perdamaian dan kerja sama internasional, serta untuk memecahkan
masalah yang terjadi di seluruh dunia.
Pada tahun 1942, Perdana Menteri
Inggris Winston Churchill dan Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt
bertemu di Washington DC untuk membahas persiapan untuk Perang Dunia II. Dalam
pertemuan tersebut, mereka menyepakati untuk membentuk sebuah badan
internasional yang bertujuan untuk mendorong perdamaian dan kerja sama
internasional setelah berakhirnya perang. Pada tahun 1944, delegasi dari 44
negara berkumpul di San Francisco untuk menandatangani Piagam Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
Piagam PBB mencakup tujuan-tujuan
organisasi, struktur dan keanggotaan, serta hak dan kewajiban negara-negara
anggota. Piagam PBB menetapkan bahwa organisasi ini terdiri dari enam badan
utama: Majelis Umum, Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial, Pengadilan
Internasional, Sekretariat, dan Trustee Council.
Sejak didirikan pada tahun 1945,
PBB telah melakukan banyak pekerjaan untuk mempromosikan perdamaian dan kerja
sama internasional. Salah satu contohnya adalah Program Pangan Dunia, yang
bertujuan untuk memberantas kelaparan di seluruh dunia. PBB juga membantu dalam
penyelesaian konflik internasional, seperti dalam perang di Korea, Timur
Tengah, Bosnia, dan Rwanda.
Selain itu, PBB juga memiliki
tugas dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional melalui Dewan
Keamanan. Dewan Keamanan PBB memiliki 15 anggota, di mana lima anggota tetap
yaitu Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Perancis, dan China, serta sepuluh
anggota tidak tetap yang dipilih setiap dua tahun oleh Majelis Umum.
Seiring dengan perkembangan
zaman, PBB juga melakukan adaptasi terhadap perubahan dunia. Salah satu
contohnya adalah dengan pembentukan Program Pembangunan PBB pada tahun 1965,
yang kemudian menjadi United Nations Development Programme (UNDP), dan juga dengan
membentuk Badan Perlindungan Lingkungan PBB (UNEP) pada tahun 1972.
Sejak didirikan, PBB telah
berkembang menjadi organisasi internasional terbesar di dunia, dengan 193
negara anggota pada tahun 2021. Meskipun terdapat beberapa kritik terhadap PBB,
organisasi ini masih menjadi simbol penting dari kerja sama internasional dan
perdamaian dunia.
Kantor PBB
Kantor PBB terletak di New York
City, Amerika Serikat. Kantor pusat PBB ini dikenal sebagai Markas Besar PBB atau
United Nations Headquarters (UNHQ). Alamat lengkapnya adalah:
405 E 42nd St, New York, NY
10017, Amerika Serikat
Selain kantor pusat di New York,
PBB juga memiliki kantor regional di Jenewa (Swiss), Nairobi (Kenya), dan Wina
(Austria). Selain itu, PBB juga memiliki beberapa lembaga dan badan yang
memiliki kantor di berbagai negara di seluruh dunia.
Berikut adalah beberapa badan dan
lembaga utama yang ada di dalam sistem PBB:
1.
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (United
Nations General Assembly/UNGA)
2.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United
Nations Security Council/UNSC)
3.
Sekretariat Perserikatan Bangsa-Bangsa (United
Nations Secretariat/UN Secretariat)
4.
Mahkamah Internasional (International Court of
Justice/ICJ)
5.
Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (United
Nations Children's Fund/UNICEF)
6. Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(United Nations Development Programme/UNDP)
7. Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan
Bangsa-Bangsa (Food and Agriculture Organization of the United Nations/FAO)
8. Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan
Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Educational, Scientific
and Cultural Organization/UNESCO)
9.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health
Organization/WHO)
10. Organisasi
Buruh Internasional (International Labour Organization/ILO)
Selain badan dan lembaga di atas,
terdapat pula badan dan lembaga lainnya yang termasuk dalam sistem PBB, seperti
Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Population
Fund/UNFPA), Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations High
Commissioner for Refugees/UNHCR), dan lain-lain.
Berikut adalah daftar Sekretaris
Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dari masa ke masa:
1.
Trygve Lie (Norwegia) 1946-1952
2.
Dag Hammarskjöld (Swedia) 1953-1961
3.
U Thant (Myanmar) 1961-1971
4.
Kurt Waldheim (Austria) 1972-1981
5.
Javier Pérez de Cuéllar (Peru) 1982-1991
6.
Boutros Boutros-Ghali (Mesir) 1992-1996
7.
Kofi Annan (Ghana) 1997-2006
8.
Ban Ki-moon (Korea Selatan) 2007-2016
9.
António Guterres (Portugal) 2017-sekarang
Sekretaris Jenderal PBB dipilih
oleh Majelis Umum PBB berdasarkan rekomendasi dari Dewan Keamanan PBB, dan masa
jabatannya adalah lima tahun yang dapat diperpanjang. Selama masa jabatannya,
Sekjen PBB bertanggung jawab untuk memimpin operasional PBB dan mengkoordinasikan
kegiatan di seluruh dunia.
Kirpah Indonesia di PBB
Sebagai negara anggota PBB,
Indonesia telah aktif terlibat dalam berbagai isu global dan memainkan peran
penting di dalam organisasi ini. Berikut adalah beberapa kiprah Indonesia di
PBB:
1.
Perdamaian dan Keamanan: Sebagai anggota tidak
tetap Dewan Keamanan PBB sebanyak 4 kali (1954-1955, 1973-1974, 1995-1996, dan
2019-2020), Indonesia telah turut berkontribusi dalam menjaga perdamaian dan
keamanan dunia. Selain itu, Indonesia juga telah mengirimkan personel militer
dan polisi sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB di berbagai negara, seperti
Lebanon, Kongo, Haiti, Sudan, dan Mali.
2.
Kemanusiaan: Indonesia juga telah berperan aktif
dalam bidang kemanusiaan, terutama dalam hal bantuan kemanusiaan dan pengungsi.
Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika tahun 1955 yang memunculkan
prinsip-prinsip dasar yang mengatur hubungan antarnegara, termasuk prinsip
non-intervensi dan saling menghormati kedaulatan. Selain itu, Indonesia juga
telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke berbagai negara yang terkena bencana
alam dan konflik, serta menjadi tuan rumah pertemuan internasional tentang isu
kemanusiaan, seperti Pertemuan Tingkat Tinggi tentang Pengungsi tahun 2016.
3.
Pembangunan: Indonesia juga turut terlibat dalam
upaya pembangunan global yang dilakukan oleh PBB, termasuk dalam mencapai
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Indonesia telah menyelenggarakan
konferensi internasional tentang pembangunan berkelanjutan, dan aktif
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB di bidang pembangunan, termasuk di
bidang kesehatan, pendidikan, energi, dan lingkungan hidup.
4.
HAM: Indonesia juga telah aktif dalam bidang HAM
di PBB, terutama dalam menjaga dan mempromosikan hak asasi manusia di seluruh
dunia. Indonesia menjadi anggota Dewan HAM PBB sebanyak 4 kali, dan telah
terlibat dalam berbagai forum dan mekanisme HAM PBB, termasuk Universal
Periodic Review (UPR) dan mekanisme pemantauan hak anak.
Dalam keseluruhan kiprah
Indonesia di PBB, terlihat bahwa Indonesia berusaha memainkan peran aktif
sebagai pelaku konstruktif dan memiliki komitmen untuk memajukan isu-isu global
di bawah bendera PBB.
No comments:
Post a Comment