Terbaru

Friday, December 16, 2022

December 16, 2022

Sejarah Kepemimpinan

 Ketua Majelis Pembimbing Nasional dari Masa ke Masa

1945-1967Dr. (H.C.) Ir. H. Soekarno
1967-1998Jenderal Besar TNI (Purn.) H. M. Soeharto
1998-1999Prof. Dr. Ir. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng
1999-2001Dr. (H.C.) K. H. Abdurrahman Wahid
2001-2004Prof. Dr. (H.C.) Hj. Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri
2004-2014Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Prof. Dr. Dr. (HC). H. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A.
2014-sekarangIr. H. Joko Widodo

Ketua Kwartir Nasional dari Masa ke Masa

1961–1974Sri Sultan Hamengkubuwono IX
1974–1978Letjen. M. Sarbini
1978–1993Letjen. Mashudi
1993–1998Letjen. Himawan Soetanto
1998–2003Letjen. Rivai Harahap
2003–2013Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH
2013–2018Dr. H. Adhyaksa Dault, S.H., M.Si.
2018–2023Komjen. Pol (Purn) Drs. Budi Waseso

December 16, 2022

Gerakan Pramuka

 

Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Orang Muda yang Suka Berkarya.

“Pramuka” merupakan sebutan bagi Anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi;

  1. Pramuka Siaga (7-10 tahun),
  2. Pramuka Penggalang (11-15 tahun),
  3. Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan
  4. Pramuka Pandega (21-25 tahun).

Kelompok anggota yang lain disebut anggota dewasa. Sedangkan yang dimaksud “Kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung. Sedangkan pada tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO). Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu bernama (Belanda) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926.

Tujuan Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap Pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki berkecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negeara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan.

Prinsip Dasar Kepramukaan

  • Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
  • Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
  • Peduli terhadap dirinya pribadi; dan
  • Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

Metode Kepramukaan

  • pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
  • belajar sambil melakukan;
  • kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
  • kegiatan yang menarik dan menantang;
  • kegiatan di alam terbuka;
  • kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
  • penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
  • satuan terpisah antara putra dan putri;

Sifat

Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka Kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :

  • Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
  • Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.
  • Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja.


December 16, 2022

Kepanduan Indonesia

Gerakan pendidikan kepanduan di Tanah Air sudah muncul sejak zaman Hindia-Belanda. Pada 1912, dimulai latihan sekelompok pandu di Batavia (nama Jakarta pada masa penjajahan Belanda), yang kemudian menjadi cabang dari Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO). Dua tahun kemudian cabang tersebut disahkan berdiri sendiri dan dinamakanpNederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) atau Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda.

Pada saat itu, sebagian besar anggota NIPV adalah pandu-pandu keturunan Belanda. Namun, pada 1916 berdiri suatu organisasi kepanduan yang sepenuhnya merupakan pandu-pandu bumiputera. Adalah Mangkunegara VII, pemimpin Keraton Solo yang membentuk Javaansche Padvinders Organisatie Setelah itu muncul organisasi kepanduan berbasis agama, kesukuan dan lainnya. Antara lain Padvinder Muhammadiyah (Hizbul Wathan), Nationale Padvinderij, Syarikat Islam Afdeling Pandu, Kepanduan Bangsa Indonesia, Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie, Pandu Indonesia, Padvinders Organisatie Pasundan, Pandu Kesultanan, El-Hilaal, Pandu Ansor, Al Wathoni, Tri Darma (Kristen), Kepanduan Asas Katolik Indonesia, dan Kepanduan Masehi Indonesia.

Kepanduan yang ada di Hindia-Belanda ternyata berkembang cukup baik. Hal itu menarik perhatian pula dari Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden-Powell, yang bersama istrinya, Lady Baden-Powell, dan anak-anak mereka, mengunjungi organisasi kepanduan di Batavia, Semarang, dan Surabaya, pada awal Desember 1934. Para pandu di Hindia-Belanda pernah pula mengikuti Jambore Kepanduan Sedunia.

Bila pada Jambore Sedunia 1933 di Hungaria hanya sebatas pada kunjungan delegasi kecil untuk menyaksikan kegiatan akbar itu, maka pada Jambore Sedunia 1937 di Belanda, ikut pula Kontingen Pandu Hindia-Belanda yang terdiri dari Pandu-pandu keturunan Belanda, bumiputera khususnya dari Batavia dan Bandung, lalu dari Pandu Mangkunegaran, dari Ambon, dan sejumlah Pandu keturunan Tionghoa dan Arab. Sementara di dalam negeri, kegiatan perkemahan dan jamboree kepanduan juga diadakan di sejumlah tempat. Di antaranya pada 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta berlangsung All Indonesian Jamboree atau “Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem.”

Pada 27-29 Desember 1945 berlangsung Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia di Surakarta. Kongres tersebut menghasilkan Pandu Rakyat Indonesia sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia. Namun, ketika Belanda kembali mengadakan agresi militer pada 1948, Pandu Rakyat dilarang berdiri di daerah-daerah yang sudah dikuasai Belanda. Hal tersebut memicu munculnya organisasi lain, seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), dan Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Pada perkembangannya, kepanduan Indonesia kemudian terpecah menjadi 100 organisasi yang tergabung dalam Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo). Namun, jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia tidak sebanding dengan jumlah anggota perkumpulan. Selain itu masih ada rasa golongan yang tinggi, sehingga membuat Perkindo menjadi lemah. Untuk mencegah hal itu, Presiden Soekarno bersama Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang saat itu merupakan Pandu Agung, menggagas peleburuan berbagai organisasi kepanduan dalam satu wadah.

Hal itu pertama kali diungkapkan Presiden Soekarno ketika mengunjungi Perkemahan Besar Persatuan Kepanduan Putri Indonesia di Desa Semanggi, Ciputat, Tangerang, pada awal Oktober 1959. Presiden kemudian juga mengumpulkan tokoh dan pemimpin gerakan kepanduan di Indonesia. Seluruh organisasi kepanduan yang ada, dilebur menjadi satu dengan nama Pramuka. Presiden menunjuk panitia terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prijono, Azis Saleh, Achmadi, dan Muljadi Djojo Martono.

Gerakan Pramuka tersebut diawali dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan. Pada 9 Maret 1961 diresmikan nama Pramuka dan menjadi Hari Tunas Gerakan Pramuka. Pada 20 Mei 1961, diterbitkan Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka dan momen tersebut dikenal sebagai Hari Permulaan Tahun Kerja. Pada 20 Juli 1961, para wakil organisasi kepanduan Indonesia mengeluarkan pernyataan di Istana Olahraga Senayan, untuk meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka. Sehingga disebut sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka.

Setelah itu, pada 14 Agustus 1961, Gerakan Pramuka diperkenalkan secara resmi kepada masyarakat luas dalam suatu upacara di halaman Istana Negara. Ditandai dengan penyerahan Panji Gerakan Pramuka dari Presiden Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang juga menjadi Ketua pertama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Panji itu lalu diteruskan Sri Sultan Hamengku Buwono IX kepada suatu barisan defile yang terdiri dari para Pramuka di Jakarta, dan dibawa berkeliling kota. Tanggal 14 Agustus itulah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Pramuka dari dirayakan seluruh Pramuka setiap tahunnya.

____
Oleh Kak Untung Widyanto



December 16, 2022

Sejarah Kepanduan Dunia

 

Kepanduan dunia berawal dari pemikiran seorang pemuda Inggris yang merangkum atau menulis pengalamannya saat bertugas di Afrika dan India. Pemuda tersebut adalah Lord Baden Powell of Giwell yang nama lengkapnya adalah Robert Stephenson Smyth Baden Powell namun lebih dikenal dengan Baden Powell saja.

Baden Powell lahir pada tanggal 22 Februari 1857 di London, ayahnya seorang Profesor Geometry di Universitas Oxfort, bernama Domine Baden Powell yang meninggal ketika Stephenson masih kecil. Baden Powell bergabung dengan pasukan Hussars ke 13 di India pada tahun 1876, kemudian dari tahun 1888 – 1895 Baden Powell sukses bertugas di India, Afganistan, Zulu, dan Ashanti.

Semasa perang Boer Baden powell bertugas sebagai staff dari pasukan Kerajaan Inggris (1896 – 1897), menjadi kolonel pasukan berkuda di Afrika Selatan (Pengalaman terkepung oleh bangsa Boer di Kota Mafeking, Afsel selama 127 hari kekurangan makanan), kemudian mengalahkan bangsa Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik raja Dinizulu.

Pengalamannya tersebut ia tulis menjadi sebuah buku dengan judul “ AIDS TO SCOUTING “ yang sebenarnya untuk memberi petunjuk kepada tentara Inggris agar dapat melakukan tugas penyelidik dengan baik. Buku tersebut memuat cara menjelajahi hutan, diperlukan kecakapan tertentu, baik diperoleh dari alam ataupun tokoh masyarakat yang dilalui, seperti mengenali jejak perjalanan yang baru dilewati untuk keluar dari rimbunnya hutan, mengenali buah-buahan yang dapat dimakan, air yang boleh diminum, mengetahui arah mata angin tanpa melihat arah matahari karena rimbunnya hutan dan sebagainya.

Untuk menguji kebenaran isi buku itu, 21 orang pemuda yang menamakan kelompok Boys Brigade mengundang Baden Powell bersama-sama membuktikannya mengadakan perkemahan di Pulau Brownsea (Brownsea Island) pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari peserta perkemahan melakukan pengembaraan menerapkan isi buku Aids for Scouting bersama Baden Powell.

Pengalaman dalam perkemahan tersebut dicatat setiap hari, pada akhir perkemahan catatan tersebut dikumpulkan menjadi satu oleh Baden Powell dijadikanlah sebuah buku denan judul “ SCOUTING FOR BOYS “ yang diterbitkan than 1908.

Kelompok anak muda yang melakukan perkemahan di Brownsea tersebut mengubah nama kelompoknya dari Boys Brigade menjadi BOY SCOUT dan menjadikan Scouting For Boys sebagai buku panduannya. Kemudian ajaran Baden Powell ini berkembang dan berdirilah organisasi kepanduan-kepanduan (yang semua hanya untuk anak laki-laki berusia penggalang) yang disebut Boys Scout.

Kemudian disusul berdirinya organisasi kepanduan putri yang diberi nama GIRL GUIDES, atas bantuan Agnes adik perempuan Baden Powell dan diteruskan oleh Ny. Baden Powell dengan buku panduan HANDBOOK GIRL GUIDESS (dikerjakan sama-sama dengan Agnes Baden Powell tahun 1912), GIRL GUIDES (1918).

Baden Powell kembali ke Inggris tahun 1908 menjadi Letnan Jendral dianugrahi Ksatria tahun 1909, Pada tahun 1910 Baden Powell minta pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letjend. Ia menikah dengan Olave st.Clair Soames pada tahun 1912 dan dianugrahi tiga orang anak (Peter, Heather, Betty) Pada tahun 1912 berdiri pandu usia siaga yang disebut CUB (anak srigala) dengan buku Jungle Book berisi cerita tentang Mongli anak didikan rimba (anak yang dipelihara oleh Srigala) karangan Rudyard Kliping sebagai cerita pembungkus kegiatan Cub ini.

Kemudian tahun 1918 Baden powell membentuk Rover Scout (Pramuka usia Penengak) untuk menampung mereka yang sudah lewat usia 17 tahun tetapi masih sering giat di bidang kepanduan, dengan buku panduan ROVERING TO SUCCES (Mengembara Menuju Kebahagiaan) yang telah diterbitkan tahun 1912.

Pada tahun 1920 para pandu sedunia berkumpul di Olimpia, London, Inggris dalam acara Jambore Dunia yang pertama. Ketika hari terakhir kegiatan jambore tanggal 6 Agustus 1920 Baden Powell diangkat sebagai Chief Scout of The World atau Bapak Pandu Sedunia. Sejak Tahun 1920 itu dibentuklah Dewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya berada di London Inggris.

Pada tahun 1929 Baden Powell mendapat gelar kehormatan ” Lord ” hingga namanya menjadi Lord Baden Powell of Gilwell dengan julukan Baron, gelar tersebut diberikan oleh Raja George V. Setelah berkeliling dunia termasuk berkunjung ke Batavia (Sekarang : Jakarta, Indonesia) tanggal 3 Desember 1934, sepulang meninjau Jambore di Australia. Baden Powell beserta istrinya menghabiskan waktu tinggal di Inggris (sekitar tahun 1935-1938).

Kemudian ia kembali ke Afrika tanah yang amat dicintainya, masa tuanya di Nyeri, Kenya. Beliau wafat tanggal 8 Januari 1941 dan diantar diatas kereta yang ditarik oleh para pandu yang sangat mencintainya ke tempat peristirahatan terakhir. Pada ahun 1958 Biro Kepanduan Sedunia (Putra) dipindahkan dari London ke Ottawa, Kanada. Pada tanggal 1 Mei 1968 dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss (baca: Jenewa Swiss).

Biro Kepanduan Dunia (Putra) hanya mempunyai 40 orang staf yangada di Geneva dan 5 kantor kawasan yakni : Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Biro Kepanduan Dunia (Putri) sampai dengan sekarang tetap berada di London dan mempunyai 5 kawasan yakni : Eropa. Asia Pasifik, Arab, Afrika, Amerika Latin.

Wednesday, November 30, 2022

November 30, 2022

RPP PRAMUKA PENEGAK LAKSANA POINT 1A

 RENCANA PELAKSANAAN PEMBINAAN (RPP)

PRAMUKA PENEGAK

 

Gugus Depan                <<INPUT NAMA SEKOLAH>>

Nomor Gudep               : <<INPUT NOMOR GUDEP>>

Golongan Pramuka       : Pramuka Penegak (T)

Tingkatan                      : Penegak Laksana

Pertemuan ke                1a

Alokasi Waktu              : 2 x 45 menit

Area Pengembangan     Spiritual

Kompetensi Akhir

Taat beribadah, mengamalkan ajaran agama dan kepercayaan yang diyakininya, serta menghormati agama dan kepercayaan orang lain

Kompetensi Dasar

Mampu memahami terhadap perbedaan keyakinan yang dianut oleh orang lain. Mampu bersikap konsisten terhadap pelaksanaan

Agam yang diyakininya

Syarat Kecakapan Umum

1.      Agama Islam

2.      Dapat menjelaskan makna Rukun Iman dan Rukun Islam di muka Pasukan Penggalang atau Ambalan Penegak

3.      Dapat menjelaskan rukun sholat dan dapat mendirikan Sholat sunah

4.      Dapat menjelaskan rukun puasa serta dapat melakukan salah satu puasa sunah

5.      Memahami tata cara merawat/mengurus jenazah

6.      Pernah menjadi Amil Zakat

7.      Dapat menghafal ayat tematik, dari Alquran dan mampu menjelaskannya

Indikator

Dalam pembinaan atau latihan rutin pada pertemuan ini, indikator pencapaian pembinaan Peserta Didik antara lain Peserta Didik :

1.      Dapat menyampaikan makna Rukun Iman dan Rukun Islam kepada Pramuka Penggalang atau Pramuka Penegak secara sistematis (Selengkapnya...)

2.      Dapat menjelaskan hal-hal yang membatalkan sholat (Selengkapnya...)

3.      Dapat melaksanakan 3 macam Sholat Sunah (Selengkapnya...)

4.      Dapat menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa dan hikmah puasa telah melaksanakan 5 kali puasa sunah (Selengkapnya...)

5.      Dapat mempraktikkan tata cara erawat jenazah (Selengkapnya...)

6.      Pernah membantu menjadi Amil Zakat di lingkungan tempat tinggalnya (Selengkapnya...)

7.      Dapat menyampaikan satu ayat dari Alquran dan mempu menjelaskannya (Selengkapnya...)

Tujuan Pembinaan

Setelah mengikuti pembinaan pramuka atau latihan rutin pramuka dengan dengan mengembangkan sikap Taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Cinta Alam dan Kasih Sayang sesama manusia, sopan dan kesatria, patuh dan musyawarah, rela menolong dan tabah, rajin terampil dan gembira, hemat cermat dan bersahaja, disiplin berani dan setia, bertanggung jawab dan dapat dipercaya, baik dalam pikiran perkataan dan perbuatan, peserta didik mampu :

1.      Menyampaikan makna Rukun Iman dan Rukun Islam kepada Pramuka Penggalang atau Pramuka Penegak secara sistematis

2.      Menjelaskan hal-hal yang membatalkan sholat

3.      Melaksanakan 3 macam Sholat Sunah

4.      Menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa dan hikmah puasa telah melaksanakan 5 kali puasa sunah

5.      Mempraktikkan tata cara erawat jenazah

6.      Membantu menjadi Amil Zakat di lingkungan tempat tinggalnya

7.      Menyampaikan satu ayat dari Alquran dan mempu menjelaskannya

Materi Pembinaan

1.      Dapat menyampaikan makna Rukun Iman dan Rukun Islam kepada Pramuka Penggalang atau Pramuka Penegak secara sistematis (Selengkapnya...)

2.      Dapat menjelaskan hal-hal yang membatalkan sholat (Selengkapnya...)

3.      Dapat melaksanakan 3 macam Sholat Sunah (Selengkapnya...)

4.      Dapat menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa dan hikmah puasa telah melaksanakan 5 kali puasa sunah (Selengkapnya...)

5.      Dapat mempraktikkan tata cara erawat jenazah (Selengkapnya...)

6.      Pernah membantu menjadi Amil Zakat di lingkungan tempat tinggalnya (Selengkapnya...)

7.      Dapat menyampaikan satu ayat dari Alquran dan mempu menjelaskannya (Selengkapnya...)

Metode Pembinaan

Metode yang digunakan dalam kegiatan latihan rutin pramuka yakni serius tapi santai, dimana dalam praktiknya materi diberikan secara ceramah, diskusi, game atau permainan yang dikemas menarik dan menyenangkan sehingga peserta didik dapat mengikuti latihan dengan senang dan gembira.

Langkah – Langkah Pembinaan

1. Pra Kegiatan

·         Pembina dibantu oleh Dewan Ambalan menyiapkan perlengkapan untuk Upacara pembukaan latihan diantaranya : Bendera Merah Putih, WOSM, Cikal, Kibaran Cita, Podium, Serta Perlengkapan Adat.

·         Pembina dibantu oleh Dewan Ambalan menyiapkan perlengkapan administrasi latihan rutin diantaranya : Daftar Hadir, Perlengkapan untuk menujang materi dan Buku IURAN Anggota.

2. Kegiatan Pendahuluan (Waktu: 20 menit)

·         Seluruh Pembina, Dewan Ambalan dan Anggota Pramuka melaksanakan upacara pembukaan latihan dilanjutkan dengan penyematan TKK bagi anggota yang telah selesai atau lulus dalam ujian SKK.

·         Dalam upacara disampaikan materi latihan rutin yang akan dilakasanakan

·         Seluruh Anggota dan Dewan Ambalan melakukan presensi atau mengisi daftar hadir yang telah disiapkan oleh Pembina dan Dewan Ambalan

·         Seluruh Anggota dan Dewan Ambalan melakukan iuran wajib pada buku iuran yang telah disiapkan oleh Pembina dan Dewan Ambalan

3. Kegiatan inti (Waktu: 60 menit)

·         Pembina dibantu oleh pembantu pembina serta Dewan Ambalan melaksanakan pembelajaran dengan memberikan materi kepada anggota sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan di dalam ruangan maupun diluar ruangan.

·         Pembina dibantu oleh pembantu pembina melakukan pengujian SKU atau SKK bagi anggota yang siap melaksanakan ujian.

4.    Kegiatan akhir (Waktu : 10 menit)

Seluruh Pembina, Dewan Ambalan dan Anggota Pramuka melaksanakan upacara penutupan latihan dilanjutkan dengan penyampaian evaluasi kegiatan latihan rutin dan penyampaian agenda latihan rutin berikutnya serta memberikan motivasi kepada seluruh anggota untuk terus semangat dalam berlatih dan dapat menjadi pramuka sejati.

Sumber Belajar

Anggota atau Peserta Didik dapat mempelajari materi kepramukaan melalui buku saku, blog pembelajaran maupun sumber lain yang relevan dengan materi yang disampaikan

Penilaian

Penilaian dalam kegiatan latihan rutin sebagai nilai ekstrakurikuler wajib pramuka, setiap peserta didik mengerjakan soal yang telah disiapkan melalui alamat tautan dibawah ini dengan memperhatikan nilai ketuntasan yaitu 70 selanjutnya melakukan pelaporan nilai melalui tautan yang telah disiapkan. Jika peserta didik mendapatkan nilai dibawah 70 maka diharuskan mengerjakan ulang hingga mendapatkan nilai diatas 70. Berikut ini alamat tautan untuk mengerjakan soal serta pelaporan nilai.

1. Soal Latihan Rutin (kerjakan soal)

2. Pelaporan Nilai Latihan Rutin (laporkan nilai)

Arsip Kegiatan Pembinaan Pramuka atau Latihan Rutin

>>> Arsip Kegiatan Pembinaan Pramuka atau Latihan Rutin <<<